Berkat Mohamed Salah, Masjid Tertua di Inggris Kini Ramai Dikunjungi Untuk Ibadah

By Unknown on Sabtu, 26 Mei 2018


Tidak ada habisnya membicarakan Mohamed Salah. Skill-nya di lapangan hijau telah membuat pengaruh besar pada klub yang dibelanya, Liverpool.
Mohamed Salah juga diketahui sebagai rajanya amal. Pemain Mesir itu menyumbangkan banyak hasil kerja kerasnya untuk kemanusiaan terutama di negara asalnya, Mesir.
Kini, pengaruh Mohamed Salah bahkan sampai pada sebuah masjid tertua di Inggris yang terletak di Liverpool.
Mohamed Salah telah meningkatkan citra Islam di seluruh Britania Raya.
Superstar yang telah mencetak 44 gol bersama Liverpool ini sedang mempersiapkan diri untuk memenangkan Liga Champions melawan Real Madrid pada Minggu, 27 Mei 2018.
Sebuah dokumenter Channel 4 menampilkan pengaruh besar Mohamed Salah membuat umat muslim di Inggris ramai mengunjungi masjid itu untuk beribadah.
Dr Abdul Hamid, seorang wali di Masjid Sheikh Abdullah Quilliam, mengatakan,
“Semakin banyak anak muda mengunjungi masjid dan menghadiri sholat Jumat hanya dari fakta bahwa Moh Salah ada di sini.”
Ghalib Khan, ketua masjid juga membenarkan. “Mo telah menyatukan anak-anak dari semua agama dan kelompok dan warna dan kami semua bangga padanya,” katanya.
“Ini membawa kesenangan dalam hidup kita. Ini membawa citra positif dari segala sesuatu yang ada di dalam Islam baik di pertandingan maupun pada orang-orang.”
“Saya pikir Mo telah memberi kami hadiah yang tidak akan kami lupakan,” katanya.
Mohamed Salah juga telah dianggap sebagai model peran positif mutlak bagi komunitas muslim dan non-muslim di Inggris bahkan di seluruh dunia.
Mohamed Salah telah mengubah pandangan negatif tentang Islam.
Bahkan, Manajer Liverpool, Jurgen Klopp, bangga memiliki Mohamed Salah di klubnya karena sebagai muslim.
Mohamed Salah adalah muslim yang taat tetap menjalankan syariat sebelum atau sesudah bertanding.


More aboutBerkat Mohamed Salah, Masjid Tertua di Inggris Kini Ramai Dikunjungi Untuk Ibadah

Ahli Surga dan Neraka Sudah Ditetapkan 50.000 Tahun Sebelum Alam Semesta Diciptakan, Ini Sabda Rasulullah

By Unknown on Jumat, 25 Mei 2018


Telah menceritakan kepada kami Abdullah yang berkata, telah menceritakan kepadaku Ayahku yang berkata, telah menceritakan kepada kami Hasyim bin Qasim yang berkata, telah menceritakan kepada kami Laits yang berkata, telah menceritakan kepadaku Abu Qabil Al Ma’afiri dari Syafi’ Al Asbahi dari Abdullah bin Amr dari Rasulullah SAW,
Abdullah berkata “Rasulullah keluar menemui kami dengan kedua kitab di tangan Beliau. Kemudian Beliau bertanya “Apakah kalian mengetahui kedua kitab ini?.
Kami menjawab “tidak wahai Rasulullah kecuali Anda mengabarkan kepada kami”.
Kemudian Beliau bersabda mengenai kitab di tangan kanannya “Ini adalah Kitab yang berasal dari Rabb semesta Alam, di dalamnya terdapat nama-nama penduduk surga dan nama-nama orang tua mereka serta kabilah mereka. Jumlahnya telah ditutup dengan orang terakhir dari mereka dan tidak akan ditambah dan tidak pula dikurangi”.
Kemudian Beliau bersabda tentang kitab di tangan kirinya “Adapun ini adalah Kitab dari Rabb semesta Alam, di dalamnya terdapat nama-nama penghuni neraka dan nama-nama orang tua serta kabilah mereka. Jumlahnya telah ditutup dengan terakhir dari mereka sehingga tidak akan bertambah ataupun berkurang untuk selama-lamanya.”
Kemudian para sahabat berkata “kalau begitu dimana amalan wahai Rasulullah jika semuanya sudah ditetapkan?”.
Beliau menjawab “berusahalah dan mendekatlah karena sesungguhnya penduduk surga akan ditutup dengan amalan penduduk ahli surga meskipun ia mengamalkan apa saja. Dan sesungguhnya penduduk neraka akan ditutup dengan amalan penduduk neraka meskipun ia mengamalkan apa saja.”
Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Sesungguhnya Allah SWT telah selesai terhadap para hambanya”.
Beliau berkata sambil mengarahkan tangan kanannya “satu kelompok di dalam surga” kemudian mengarahkan tangan kirinya seraya berkata “kelompok yang lain di dalam neraka”. (Diriwayatkan oleh Ahmad bin Hanbal dalam Musnad Ahmad 2/167 no 6563)
Syaikh Ahmad Syakir dalam Syarh Musnad Ahmad no 6563 menyatakan bahwa hadis ini sanadnya Shahih. Hadis ini juga diriwayatkan dalam Sunan Tirmidzi 4/449 no 2141 dimana Imam Tirmidzi berkata “hadis hasan shahih gharib”.
Faedah HaditsAllah SWT telah menetapkan segala takdir, mencatat takdir semua makhluk, limapuluh ribu tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi. Jadi 50 ribu tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi (penciptaan langit dan bumi).
Allah SWT sudah punya rencana, punya planning, akan menciptakan ini, akan menciptakan ini, akan menciptakan ini, akan menciptakan ini, akan menciptakan yang namanya tumbuhan, akan menciptakan yang namanya hewan, akan menciptakan yang namanya manusia, akan menciptakan kehidupan manusia dari zaman Nabi Adam sampai dengan hari kiamat, modelnya begini, begini, begini, begini, itu semua catatannya sudah ada.
Allah ta’ala berfirman:
خَلَقْتُ هَؤُلاءِ لِلْجَنَّةِ وَبِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّة يَعْمَلُونَ
ِ ”Aku (Allah) ciptakan (yang gemrudul-gemrudul) keluar dari punggungnya Nabi Adam itu untuk ahli surga dan nanti mereka akan mengamalkan amalan ahli surga“
Kemudian, Allah mengusap lagi punggungnya Nabi Adam, ngumpul di sebelah kiri. Kemudian Allah berfirman:
“Aku ciptakan mereka untuk ahli neraka/jadi ahli neraka, dan dengan amalan ahli neraka itulah mereka beramal”.
Jadi disini sudah jelas, siapa calon-calon ahli surga sudah ditetapkan, siapa calon-calon ahli neraka sudah ditetapkan. Para Shahabat bertanya:
“Wahai Rasulallah, kalau begitu buat apa kita beramal?”, “walaupun kita mengepolkan amalan, kalau qodarnya masuk neraka, khan nggak bisa masuk surga?”,”walaupun kita tidak beramal, kalau qodarnya masuk surga, ya masuk surga”? (seolah-olah pertanyaannya begitu). Lantas, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam menjawab:
إِنَّ اللهَ إِذَا خَلَقَ الْعَبْدَ لِلْجَنَّةِ ، اسْتَعْمَلَهُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَمُوتَ عَلَى عَمَلٍ مِنْ أَعْمَالِ أَهْلِ الْجَنَّةِ ، فَيُدْخِلُهُ بِهِ الْجَنَّةَ… رواه المؤطأ
Sesungguhnya ketika Allah telah menciptakan seorang hamba untuk masuk surga maka Allah akan menjadikannya sebagai orang yang mengamalkan amalan-amalanya orang ahli surga, yang dengan sebab itu Allah memasukkannya kedalam surga. (HR.Muatho’ Malik)
Jadi, ketika Allah Azza Wajalla menciptakan seorang hamba untuk jadi ahli surga maka hamba itu akan mengamalkan amalan ahli surga sampai mati tetep mengamalkan amalan ahli surga, hingga hamba itu dimasukkan ke dalam surga dengan amalnya itu.
وَتِلْكَ الْجَنَّةُ الَّتِى أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنتُم تَعْمَلُونَ
“Dan demikian itu surga yang diwariskan kepada kalian sebab apa-apa yang kalian amalkan”
وَلِكُلٍّ دَرَجَاتٌ مِمَّا عَمِلُوا
“Dan bagi tiap-tiap derajat-derajat (surga) adalah sebab apa-apa yang telah mereka amalkan”
Kemudian kalau Allah itu menciptakan seorang hamba untuk jadi ahli neraka maka Allah menjadikan orang itu mengamalkan amalannya ahli neraka sampai matinya dalam keadaan mengamalkan amalannya ahli neraka. Maka Allah memasukkan orang itu ke dalam neraka.
Seorang muslim yang bertakwa tentu memahami arti keimanan dengan baik, karena untuk mencapai derajat ketakwaan seseorang harus beriman terlebih dahulu sebagaimana salah satu perkataan Allah SWT pada ayat Al Qur’an berikut ini:
“Hai orang – orang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang – orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (QS Al Baqarah 183)
Lalu Mengapa Seseorang Harus Bertakwa Kepada Allah SWT?
“Karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya” (QS Ali Imran 123)
Jadi pada intinya Allah SWT menyuruh kaum muslimin beramal shalih setelah beriman adalah dimaksudkan agar kaum muslimin dapat bersyukur kepada-Nya terutama atas nikmat-Nya yang sangat banyak. Maka dari itu kekokohan iman seorang muslim merupakan prasyarat mutlak dalam beramal shalih, agar amal shalih tersebut dapat berbuah ketakwaan kepada Allah SWT.
Definisi iman itu sendiri dapat dilihat pada hadits shahih berikut ini, dari Umar bin Khaththab ra., bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda ketika ditanya oleh Malaikat Jibril tentang iman yaitu, “Kamu beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab – kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari kiamat dan kepada takdir yang baik dan yang buruk” (HR Imam Muslim)
Salah satu cabang keimanan yang utama berdasarkan nash shahih di atas adalah bahwa beriman kepada takdir (qadar) yang Allah SWT telah tetapkan kepada setiap hamba baik itu takdir baik maupun takdir buruk. Firman Allah SWT,
“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di Bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya” (QS Al Hadid 22)
Dan dari ayat di atas jelas Allah SWT katakan bahwa takdir yang Allah SWT berikan kepada setiap hambanya sudah ditentukan sebelum Allah SWT menciptakan langit dan Bumi sebagaimana sabda Rasulullah,
“Allah telah menulis (di Lauhu Mahfuzh) segenap takdir makhluk 50.000 tahun sebelum Ia menciptakan langit dan bumi” (HR. Muslim)
Termasuk apakah ia menjadi ahli surga atau neraka, Allah SWT sudah tentukan 50.000 tahun sebelum alam semesta ini diciptakan. Sebagaimana diriwayatkan dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud ra, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Maka demi Allah, yang tiada tuhan yang haq disembah melainkan Dia, sesungguhnya seseorang diantara kamu beramal dengan amalan ahli surga sehingga tidak ada jarak antara dia dan surga kecuali sehasta, namun telah terdahulu ketentuan (takdir) Tuhan atasnya, lalu ia mengerjakan perbuatan ahli neraka, maka ia masuk ke dalamnya. Dan sesungguhnya salah seorang diantara kamu beramal dengan amalan ahli neraka sehingga tidak ada jarak antara dia dan neraka kecuali sehasta, namun telah terdahulu ketentuan (takdir) Tuhan atasnya, lalu ia beramal dengan amalan ahli surga, maka ia masuk ke dalamnya” (HR. Imam Bukhari dan Imam Muslim)
Pada hadits lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidaklah salah seorang dari kamu melainkan telah dituliskan tempat duduknya, apakah ia termasuk penduduk neraka atau penduduk surga” (HR. Imam Bukhari)
Maka dari itu Imam Abu Ja’far Ath Thahawi (239 – 321 H) pada kitabnya Al Aqidah Ath Thahawiyah yang diberi ta’liq (komentar) oleh Syaikh Abdul Aziz mengatakan, “Semenjak dahulu kala Allah Ta’ala telah mengetahui berapa jumlah hamba-Nya yang akan masuk surga dan yang akan masuk neraka. Total dari jumlah itu tidak akan bertambah dan tidak akan pula berkurang”
Syaikh Muhammad Nashir memberikan komentar atas ucapan Imam Abu Ja’far Ath Thahawi ini sebagai berikut,
“Nampaknya Imam Ath Thahawi merujuk kepada hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Amru, dia berkata, ‘Pernah suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar menemui kami memegang 2 kitab … Kemudian sambil menunjuk kitab yang ada di tangan kanan, Beliau SAW berkata, Kitab ini berasal dari Tuhan Semesta Alam yang memuat nama – nama penduduk surga yang dilengkapi nama bapak – bapak dan nama – nama kabilah mereka. Kemudian Allah mengumpulkan mereka menjadi satu (dalam kitab ini). Jumlah nama – nama yang ada dalam kitab ini tidak akan bertambah maupun berkurang selama – lamanya … – hadits ini cukup panjang – … (HR. At Tirmidzi, hadits ini dishahihkan oleh Imam At Tirmidzi)’”
Namun demikian, tidak ada seorangpun tahu apakah ia menjadi ahli surga atau ahli neraka karena hanya Allah SWT sajalah yang mengetahui perkara – perkara yang ghaib. Firman Allah SWT,
“Katakanlah tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib kecuali Allah” (QS An Naml 65)
Artinya walaupun seorang manusia apakah nanti takdirnya masuk ke dalam surga atau ke dalam neraka maka ia sebagai seorang hamba Allah wajib selalu berusaha mendapatkan ampunan dari Allah Ta’ala dan selalu meminta agar dimasukan ke dalam surga-Nya,
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang – orang yang bertakwa” (QS Al Imran 133)
Dan tidak boleh berputus asa dari rahmat Allah SWT walaupun hanya sebentar,
“Dan janganlah berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir” (QS Yusuf 87)
Juga dengan beriman kepada takdir Allah tidaklah berarti memberikan kesempatan kepada hamba untuk berdalih dengannya dalam meninggalkan perintah Allah atau melanggar apa yang dilarang-Nya. Karena Allah SWT berfirman,
“Bertakwalah kepada Allah sesuai dengan kemampuanmu” (QS At Taghabun 16), yang artinya seorang hamba tidak akan dibebani kecuali sebatas kemampuannya
Dan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Tidaklah salah seorang dari kamu melainkan telah dituliskan tempat duduknya, apakah ia termasuk penduduk neraka atau penduduk surga”.
Maka berkatalah seorang laki – laki dari kaumnya, “Tidakah (dengan demikian) kita berserah diri saja, wahai Rasulullah ?”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Tidak, tetapi berusahalah ! Karena masing – masing dimudahkan kepada (kententuan) penciptaannya” (HR. Imam Bukhari)
Akhirnya dapat difahami bahwa hakekat takdir adalah rahasia Allah Ta’ala yang telah ditentukan atas hambanya sebelum Allah SWT menciptakan seluruh isi langit dan Bumi dan sebagai manusia maka wajib bagi kita untuk selalu berusaha mencapai ketakwaan kepada Allah SWT, karena pada hakekatnya Allah SWT tidak membebani kewajiban yang mana kita tidak sanggup untuk memikulnya.
Takdir Adalah Rahasia AllahAli bin Abi Tholib rodhiyAllahu ‘anhu menceritakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Setiap kalian telah ditulis tempat duduknya di surga atau di neraka.”
Maka ada seseorang dari suatu kaum yang berkata, “Kalau begitu kami bersandar saja (tidak beramal-pent) wahai Rasulullah?”.
Maka beliau pun menjawab, “Jangan demikian, beramallah kalian karena setiap orang akan dimudahkan”, kemudian beliau membaca firman Allah, “Adapun orang-orang yang mau berderma dan bertakwa serta membenarkan Al Husna (Surga) maka kami siapkan baginya jalan yang mudah.” (QS. Al Lail: 5-7). (HR. Bukhori dan Muslim).
Inilah nasehat Nabi kepada kita untuk tidak bertopang dagu dan supaya senantiasa bersemangat dalam beramal dan tidak menjadikan takdir sebagai dalih untuk bermaksiat.
Pilih Mana: Jalan ke Surga Atau ke Neraka?Apabila di hadapan anda terdapat 2 buah jalan; yang satu menuju daerah yang penuh kekisruhan dan ketidakamanan, sedangkan jalan yang satunya menuju daerah yang penuh ketentraman dan keamanan. Akan kemanakah anda akan melangkahkan kaki? Akal sehat tentu tidak memilih jalan yang pertama.
Maka demikian pulalah seharusnya kita bersikap dalam memilih jalan yang menuju kehidupan akhirat kita, hendaknya jalan ke surga itulah yang kita pilih bukan sebaliknya.
Alangkah tidak adilnya manusia yang memilih kesenangan duniawi dengan akalnya namun justeru memilih kesengsaraan akhirat dengan dalih takdir dan membuang akal sehatnya.
Suatu saat ada pencuri yang hendak dipotong tangan oleh kholifah Umar, namun pencuri ini mengatakan, “Wahai Amirul Mukminin sesungguhnya aku mencuri hanya karena takdir Allah.”
Umar pun menjawab, “Dan Kami pun memotong tangan dengan takdir Allah.” Lalu siapakah yang kejam? Bukan takdir Allah yang kejam tapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.
Wallahu a’lam bish showaab
More aboutAhli Surga dan Neraka Sudah Ditetapkan 50.000 Tahun Sebelum Alam Semesta Diciptakan, Ini Sabda Rasulullah

Inilah Beberapa Menu Makanan dan Minuman Penduduk Neraka

By Unknown


Ketika mendengar kata neraka tentunya identik dengan kesan yang menyeramkan, mengerikan dan siksaan yang amat pedih. Tidak dapat terbayangkan oleh seluruh manusia bagaimana siksaan yang amat pedih di neraka.
Tak ada manusia, bahkan penjahat paling keji sekalipun yang mau menjadi penghuni neraka. Bukan hanya disiksa, tetapi di neraka juga terdapat makanan serta minuman yang disediakan bagi penghuni neraka sehingga menjadi siksaan yang teramat pedih pula. Berikut makanan dan minuman bagi penghuni neraka.
1. Buah ZaqumAllah Subhanahu Wata’ala berfirman dalam surat Ad-Dukhan ayat 43-46, yang artinya,
Sungguh pohon zaqqum itu adalah makanan bagi orang-orang yang berbuat dosa. Rasanya seperti lelehan logam yang mendidih di dalam perut, seperti air mendidih yang amat panas.”
Buah zaqum merupakan buah yang tertanam di dasar neraka jahanam. Buah ini juga membuat penghuni neraka yang memakannya bergejolak seperti air mendidih sangat panas.
Selain itu, Allah juga berfirman dalam surat As-Shaffat, ayat 62-65, yang artinya, “Makanan surga yang disediakan untuk orang-orang mukmin itu lebih baik ataukah pohon zaqqum yang disediakan untuk orang-orang kafir yang lebih baik? Kami telah menjadikan pohon Zaqum itu sebagai azab bagi orang-orang kafir dan musyrik dalam neraka. Pohon zaqum itu adalah pohon yang tumbuh di dasar neraka jahim. Buahnya seperti kepala setan yang menyeramkan.”
Pada ayat tersebut dijelaskan bahwa buah zaqum ini bukan hanya menjijikan dan menyiksa tetapi juga memiliki bentuk yang menyeramkan.
2. Minuman HamimMinuman yang tersedia bagi penduduk neraka ini bukan memberikan kesegaran atau kesejukan, tetapi sebaliknya. Minuman hamim ini akan semakin membuat panas setelah memakan buah zaqum. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman dalam surat As-Shaffat ayat 66-67, yang artinya:
“Orang-orang kafir dan musyrik itu akan memakan sebagian dari buah pohon zaqum itu. Namun tidak menjadikan mereka kenyang. Kemudian orang-orang kafir itu akan mendapatkan hamim; minuman air mendidih yang sangat panas.” 
Dalam ayat tersebut diterangkan bahwa hamim merupakan minuman air mendidih yang amat panas.
Pada Tafsir At-Thabari, 21/227, juga dijelaskan bahwa hamim adalah “Air yang mendidih sampai pada titik didih yang terakhir” Selain itu, Syaikh As-Sa’di juga menambahkan, yang artinya, “Hamim adalah air yang sangat panas, penduduk neraka meminum air ini sampai menyebabkan usus-usus mereka terputus” (Tafsir As-Sa’di, tafsiran ayat 57 surat Shad).
3. Pohon DhariPohon dhari merupakan pohon yang memiliki duri yang sangat keras. Makanan penduduk neraka ini juga menyiksa teramat pedih dan merusak isi perut. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman dalam surat Al-Ghasiyah, ayat 6-7, yang artinya,
Mereka tidak akan mendapat makanan selain dari pohon yang berduri (Dhari). Yang tidak menggemukan dan tidak pula menghilangkan lapar.
Pohon dhari ini tidak akan mampu menghilangkan lapar, tetapi sebaliknya makanan ini akan menyumbat tenggorokan. Ali Ibnu Abu Talhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa Dhari artinya sebuah pohon yang berasal dari bara api.
4. GhislinMinuman yang disediakan bagi penduduk neraka bukan hanya hamim, tetapi ada juga ghislin. Minuman ghisilin merupakan minuman yang berasal dari campuran air nanah dan darah yang keluar dari tubuh penghuni neraka.
Minuman ini tentu sangat menjijikan dan tidak dapat terbayangkan betapa menyiksa dan menyeramkan. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman dalam surat Al-Haqqah ayat 35-37 yang artinya,
Maka tiada seorang teman pun baginya pada hari ini, di sini. Tiada pula makanan sedikit pun (baginya) kecuali dari ghislin (nanah penghuni neraka). Tidak ada yang memakannya kecuali orang-orang yang berdosa.”
5. Al-GhassaqDi neraka bukan hanya terdapat minuman mendidih yang amat panas disediakan untuk para penghuninya. Tetapi ada juga minuman yang teramat dingin namun memiliki bau yang sangat menyengat.
Menurut Ibnu Umar, minuman Al Ghassaq ini merupakan minuman yang berasal dari nanah kental yang jika setetesnya ditumpahkan di barat bumi, niscaya penduduk timur akan mencium baunya yang sangat busuk.
6. Ash-ShadidSelanjutnya ada minuman yang bernama Ash-Shadid yang terbuat dari nanah dan tentunya mau atau tidak harus diminum oleh penduduk neraka.
Ibnu Rajab mengatakan bahwa, air shadid akan membuat wajah mereka (para penduduk neraka) hangus, sekaligus membuat seluruh kulit kepala dan rambutnya mengelupas. Selain itu, hal ini dijelaskan pula dalam surat Ibrahim ayat 16 yang artinya,
Di hadapannya ada Jahannam dan dia akan diberi minuman dengan air nanah
Sejatinya, tidak ada satu orang pun manusia yang mau menghuni tempat menyeramkan dan mengerikan tersebut. Semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah Subhanahu Wata’ala dan dijauhkan dari hal-hal yang menjurus kepada masuknya ke dalam neraka.
More aboutInilah Beberapa Menu Makanan dan Minuman Penduduk Neraka

Ini Makna Setan Dibelenggu, Pintu Surga Dibuka dan Neraka Ditutup di Bulan Puasa

By Unknown


Mungkin di antara kalian pernah mendengar bahwa di bulan puasa itu setan akan dibelenggu, pintu surga dibuka selebar-lebarnya, dan pintu neraka ditutup, sebagaimana sabda Rasulullah SAW,
“Ketika masuk bulan Ramadhan maka syaitan-syaitan dibelenggu, pintu-pintu surga dibuka, dan pintu-pintu neraka ditutup.” (HR Bukhari dan Muslim).
Memang begitulah keutamaan bulan Ramadhan di mana setan-setan akan dibelenggu, pintu surga akan dibuka dan pintu neraka akan ditutup.
Tetapi itu adalah penjelasan hakiki-nya, namun jika dipahami secara majazi, makna sebenarnya tidak demikian.
Setan dibelenggu di bulan Ramadhan bukan berarti setan tidak akan menggoda manusia untuk melakukan perbuatan dosa.
Buktinya saja saat puasa pun masih banyak yang tidak sholat dan puasa.
Secara majazi, setan dibelenggu berarti umat Muslim yang menjalankan ibadah puasa diberikan kemampuan lebih oleh Allah untuk tidak menuruti bisikan-bisikan setan.
Biar lebih paham lagi kita contohkan dalam perbuatan sehar-hari.
Contohnya: Ketika hendak membicarakan keburukan orang lain atau melakukan perbuatan dosa lainnya di bulan puasa, pasti kita akan berpikir dua kali untuk melakukannya karena ingat bahwa ini bulan puasa yang pada akhirnya kita tidak jadi melakukan perbuatan dosa.
Tapi berbeda dengan bulan biasa di mana melakukan perbuatan dosa terasa ringan dan tidak ingat apa-apa.
Lalu bagaimana dengan pintu surga dibuka dan pintu neraka ditutup?
Secara majazi, pintu surga dibuka karena di bulan puasa amal soleh akan dilipatgandakan pahalanya sehingga kesempatan masuk surga jadi lebih besar.
Sedangkan pintu neraka ditutup berarti di bulan puasa kesempatan kita untuk melakukan perbuatan dosa lebih kecil dibandingkan dengan bulan-bulan biasa saja karena setan dalam keadaan dibelenggu seperti yang sudah dijelaskan di atas.
Jadi, kesempatan kita untuk mengumpulkan amal soleh di bulan puasa jauh lebih besar dibandingkan dengan perbuatan dosa yang kita lakukan.
Namun keterangan tersebut hanya berlaku bagi mereka yang benar-benar menjalankan ibadah puasa, tak hanya menahan lapar dan haus saja, tapi juga menahan hawa nafsunya dan meningkatkan ibadahnya.
More aboutIni Makna Setan Dibelenggu, Pintu Surga Dibuka dan Neraka Ditutup di Bulan Puasa

Berpuasalah Seperti Ulat, dan Jangan Berpuasa Seperti Ular

By Unknown


Secara sunnatullah yang berpuasa sesungguhnya tidak hanya diwajibkan kepada orang mukminsaja.
Beberapa jenis makhluk hidup melakukan juga berpuasa sebelum mendapatkan kualitas dan kelangsungan hidupnya.
Banyak contoh, misalnya puasanya induk ayam yang mengeram sehingga mengubah telur menjadi makhluk baru yang berbeda bentuk yang disebut anak ayam.
Diantara sekian banyak puasa hewan yang dapat kita ambil pelajaran agar puasa kita mencapai derajat taqwa, ialahpuasanya ULAR dan puasanya ULAT.
Puasa UlarAgar ular mampu menjaga kelangsungan hidupnya, salah satu yang harus dilakukan adalah harus mengganti kulitnya secara berkala.
Tidak serta merta ular bisa menanggalkan kulit lama. Ia harus BERPUASA tanpa makan dalam kurun waktu tertentu. Setelah PUASANYA TUNAI, kulit luar terlepas dan muncullah kulit baru.
Pelajaran dari puasanya ular:
  1. WAJAH ular sebelum dan sesudah puasa tetap SAMA
  2. NAMA ular sebelum dan sesudah puasa tetap sama yakni ULAR
  3. MAKANAN ular sebelum dan sesudah puasa tetap SAMA
  4. CARA BERGERAK sebelum dan sesudah puasa tetap SAMA
  5. TABIAT dan SIFAT sebelum dan sesudah puasa tetap SAMA
Puasa UlatUlat termasuk hewan paling rakus. Karena hampir sepanjang waktunya dihabiskan untuk makan. Tapi begitu sudah bosan makan, ia lakukan perubahan dengan cara berpuasa.
Puasa yang benar-benar dipersiapkan untuk mengubah kualitas hidupnya. Karenanya ia asingkan diri, badannya dibungkus rapat dan tertutup dalam kokon (kepompong) sehingga tak mungkin lagi melampiaskan hawa nafsu makannya.
Setelah berminggu-minggu puasa, maka keluarlah dari kokon seekor makhluk baru yang sangat indah bernama KUPU-KUPU.
Pelajaran dari puasanya ulat:
  1. WAJAH ulat sesudah puasa berubah INDAH MEMPESONA
  2. NAMA ulat sesudah puasa berubah menjadi KUPU-KUPU
  3. MAKANAN ulat sesudah puasa berubah MENGISAP MADU
  4. CARA BERGERAK ketika masih jadi ulat menjalar, setelah puasa berubah TERBANG di awang-awang.
  5. TABIAT dan SIFAT berubah total. Ketika masih jadi ulat menjadi perusak alam pemakan daun. Begitu menjadi kupu-kupu menghidupkan dan membantu kelangsungan kehidupan tumbuhan dengan cara membantu PENYERBUKAN BUNGA.
KesimpulanPuasa seharusnya mampu menghijrahkan diri kita agar semakin Taqwa, yaitu setelah puasa diri kita menjadi:
  • Sholat 5 waktu di Masjid (bagi laki2)
  • Senang membaca Al-Qur’an dengan terjemahannya
  • Senang mengikuti kajian2 Islam dari para Ulama yang mengikuti Al-Qur’an dan Hadits2 Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam yang shoheh
  • Lebih sayang kepada orang tua, kepada istri/suami, kepada anak, dan saudara
  • Suka menolong orang lain yang kesusahaan
  • Senang bersedekah dan membelanjakan hartanya di jalan Allah
  • Membuang kebiasaan merokok, berjudi, berzina, minuman keras, narkoba, yang kesemuanya itu merusak diri sendiri dan merugikan orang lain
Selamat menunaikan puasa Ramadhan, semoga lulus menjadi muttaqin.
More aboutBerpuasalah Seperti Ulat, dan Jangan Berpuasa Seperti Ular

Apakah Darah Malam Pertama Najis Atau Tidak? Ini Penjelasannya

By Unknown


Pertama, bahwadarah perawan bukan darah haid. Karena itu, wanita yang mengelularkan darah perawan, tetap dalam kondisi suci, sehingga wajib shalat, dan berlaku semua hukum wanita di luar haid.
Kecuali jika darah ini keluar bersamaan dengan masa haid atau karakternya sama persis seperti darah haid, maka statusnya haid.
Dalam Fatwa Syabakah Islamiyah dinyatakan,
Darah yang keluar disebabkan hubungan pertama suami istri, tidak termasuk haid. Selama tidak keluar di masa haid yang menjadi kebiasaannya, dan tidak memiliki ciri seperti darah haid. Jika keluarnya di masa kebiasaan haidnya si wanita dan memiliki ciri khas darah haid, maka statusnya haid. (Fatawa Syabakah Islamiyah, no. 75686)
Kedua, jika bukan haid
Ada dua hukum yang berlaku mengenai darah perawan, ketika dia bisa memastikan bahwa ini bukan haid,
[1] Bahwa darah ini najis.
Ini merupakan pendapat jumhur (mayoritas ulama). Karena semua darah yang keluar dari manusia, najis. Kecuali jika sedikit, tergolong najis ma’fu (dimaafkan).
Bahkan sebagian menyatakan, bahwa ulama sepakat, darah luka yang keluar dari manusia, statusnya najis.
Imam Ahmad ditanya tentang hukum darah,
“Apakah menurut anda, darah dan nanah itu hukumnya sama?” jawab beliau, “Hukum darah, ulama tidak ada yang beda pendapat. Untuk nanah, ulama beda pendapat.” (Syarh Umdah al-Fiqh, 1/105).
[2] Darah ini membatalkan wudhu
Karena semua yang keluar dari 2 jalan, membatalkan wudhu
Dalam Fatwa Syabakah Islamiyah dinyatakan,
Ketika dia bukan darah haid, maka hukumnya membatalkan wudhu. Karena darah yang keluar dari dua jalur (kemaluan)
More aboutApakah Darah Malam Pertama Najis Atau Tidak? Ini Penjelasannya